012.
Saat ini Candy berada di depan ruang multimedia tempat dimana sahabatnya sedang rapat untuk osis sekarang. Ia duduk di salah satu kursi yang ada di koridor itu dengan sedikit lesu.
Asli, sekarang Candy bingung harus senang atau pusing setelah mengetahui bahwa ia berada di ruang ujian yang sama dengan crushnya yang sudah hampir dua tahun itu. Disatu sisi ia senang bisa melihat crushnya dari dekat selama lima hari, tapi disisi lain ia takut menjadi tidak fokus mengerjakan ujian karna ada orang tersebut.
Sebenarnya tidak ada masalah sih, mau seruangan atau tidak, Candy nya saja memang yang sedikit lebay merespon hal ini.
“Heh! Jangan kebanyakan melamun.” lamunannya buyar saat sahabatnya datang dan menepuk nepuk bahunya.
“Nya, lo nganggetin hih.” ucap Candy yang memang sedikit terkejut dengan kehadiran sahabatnya itu.
“Ya lagian lo, ngelamun terus.”
”-kebanyakan mikirin Bintang sih.” Candy terbelalak mendengar ucapan sahabatnya itu dan reflek menutup mulut Vanya, takut ada orang lain yang mendengar.
“Ish, Nya! Kalo ada yang denger gimana!” Vanya hanya terkekeh pelan
“Ya biarin, siapa tau kalo Bintang tau lo ngecrushin dia, kalian jadi deket.”
“Amin.” balas Candy dengan cepat namun sedetik kemudian ia tersadar dengan ucapannya, “EH! Maksudnya deketnya, tapi gue gak mau kalo dia sampe tau lah. Udah enak kayak gini.”
“Apanya yang enak? Lumutan yang ada lo. Bentar lagi dia lulus tuh, jangan sampe nyesel lo ya.”
“Bawel, ayo cari ruang ujiannya.”
Mereka berjalan menaiki lantai dua dimana katanya ruang 12 berada. Ternyata benar, ruang 12 berada di posisi kedua dari ujung, dimana kelas tersebut sebenarnya merupakan ruang belajar milik 10 IPS 2.
Setelah mereka menemukan ruang tersebut, mereka masuk kedalam, disana tidak ada satu orang pun karena memang hari ini murid-murid sudah dipulangkan lebih cepat dari biasanya.
Candy mengecek satu persatu meja untuk menemukan namanya.
“Dapet. Gue disini nya, lo dimana?” katanya setelah menemukan posisinya yang ternyata berada di kursi paling belakang di baris tengah.
“Gue disini nih, yah lumayan jauh kita.” sedangkan Vanya berada di posisi belakang juga, namun terhalang satu barisan dengan Candy.
“Gapapa-gapapa, kita kan jago, tenang aja.”
“Gaya banget lo, Ndy.” balas Vanya dan dijawab kekehan oleh Candy.
“Bintang disini juga, kan? Dia duduk dimana?”
“Oh, iya...” Candy kembali memutar pandangannya mencari tempat duduk yang akan dipakai oleh crushnya itu.
Baru ia berjalan dua langkah, matanya langsung mendapatkan nama terpasang di meja sebelah kirinya, “Nya...”
Mendengar panggilan itu, Vanya berjalan mendekati Candy untuk melihat posisi yang sedang sahabatnya cari itu. Setelah menoleh ke arah yang dimaksud oleh Candy, Vanya reflek tertawa sekencang mungkin.
“HAHAHAHAHA.”
”-Asli ini mah, lo jodoh sama dia, Ndy. Deket banget posisinya.”
Candy hanya bisa terdiam melihat sahabatnya tertawa seperti sedang sangat senang itu.
Lagi-lagi Candy berucap, “Mama...”