018.
Pukul tujuh kurang lima belas menit pagi, Candy sudah sampai di sekolahnya. Ia melangkahkan kakinya dengan santai sambil menikmati pemandangan sekolahnya yang selalu ia lihat hampir setiap hari ini.
Lima belas menit lagi bel baru berbunyi, namun Candy sudah siap di kursi yang akan menjadi posisinya selama lima hari kedepan itu.
“Ndyyyy, muka lo cerah banget, udah siap banget ya ujian hari ini?” Vanya, sahabatnya itu datang menghampirinya setelah menaruh tas di tempatnya sendiri.
“Mata lo!” jawab Candy singkat dan dibalas tawaan oleh sahabatnya itu.
“Gue bercanda sih, soalnya aslinya muka lo kaya lagi panik gitu.” sepertinya Vanya semakin senang menjahili sahabatnya ini.
“Nya, diem atau gue pukul?” Candy yang sadar sahabatnya ini masih saja menjahilinya pun hanya menatap sahabatnya dengan tajam.
“Hahaha, ampun-ampun.”
”-semangat hari pertama! Jangan lupa noleh ke gue ya, Ndy.”
“Iyaa, santai-santai.”
—
Bel tanda sebentar lagi ujian akan dimulai sudah berbunyi. Satu-persatu murid yang tadinya berada diluar mulai masuk ke ruang ujiannya masing-masing. Termasuk Bintang, entah dia baru saja datang, atau sebenarnya sudah datang sejak tadi, namun belum menaruh tasnya di ruang ujiannya.
Bintang memasuki ruang ujiannya, dan langsung duduk di posisinya sambil menyiapkan barang-barang yang diperlukan untuk ujian nanti.
Disisi lain, ada seorang gadis yang salah tingkah sendiri. Entah apa yang ada dipikirannya, sejak ia melihat sosok Bintang masuk ke ruang ujian yang sama dengannya itu, jantungnya langsung berdetak dengan cepat dan pipinya sedikit memerah.
Katakan kalau Candy itu aneh, kan Bintang nggak ngapa-ngapain. Dasar.
Ujian dimulai, pengawas mulai membagikan soal ujiannya. Hari senin sekaligus hari pertama ini, Candy malah disuguhi dengan ujian matematika sebagai pembuka ujian kali ini. Menyebalkan memang.
Ruangan tersebut sudah hening sekarang, satu-persatu mulai fokus dengan soal ujiannya masing-masing. Termasuk Candy, dan orang di sebelahnya. Clara namanya, ia memanggilnya dengan panggilan kak karna memang, orang di sebelahnya itu lebih tua satu tahun darinya.
Beberapa menit berlalu, dapat terlihat jelas mereka mulai pusing dengan soal ujian yang sedang mereka kerjakan, ada yang memilih mencuri waktu untuk menyontek, ada juga yang diam-diam berdiskusi satu sama lain. Mereka terlihat santai, karna memang yang mereka hindari hanya pengawasnya saja dan mereka tidak terlalu pusing jika ada yang cepu, karna kedua kelas ini sudah saling bekerja sama untuk santai dan tidak cepu.
Pandangan Candy tiba-tiba teralih ke arah orang yang berada di serong depannya itu. Bintang. Sejak tadi, mungkin bisa dihitung waktu yang ia gunakan untuk membaca soal hanya sekitar sepuluh menit, selanjutnya ia memilih untuk tidur dan itu masih berjalan sampai sekarang.
“Kebo, dasar.” ucap Candy dalam batinnya.
“Tapi... Lucu banget, mau teriak! Tahan candy tahan!” Candy seperti sedang berperang degan batinnya sendiri, sebelum akhirnya ia sedikit terkekeh.
Clara, yang menjadi teman sebangkunya itu menoleh kearah Candy yang sedang melihat kearah bintang, selanjutnya ia menggelengkan kepalanya melihat kelakuan temannya yang malah tertidur saat ujian itu.
“Dia emang gitu, sembilan puluh persen tidur. Nanti, lima belas menit terakhir baru dia panik karna lembar jawabannya masih banyak yang kosong.” timbrung Clara dengan suara yang sangat pelan karena masih di waktu untuk ujian.
Candy yang masih dapat mendengar pun langsung menoleh ke sampingnya dan ikut terkekeh pelan. Sepertinya beberapa hari kedepan ia tidak akan merasa canggung dengan teman sebangku saat ujiannya ini.
“Dia emang selalu gitu?” tanyanya dan dijawab anggukan oleh Clara.
“Iya, hobinya kan tidur. Kayaknya dia dateng ke sekolah juga cuma buat tidur.”
Candy lagi-lagi terkekeh, menurutnya wajar sih kalau ada tipe murid seperti Bintang. Karena, di kelasnya pun ada orang yang hobi tidur seperti Bintang.
Candy menoleh kearah Bintang lagi lalu tersenyum tipis. “Tapi gapapa, lo tetep lucu kak.” batin Candy.