029.

“Oke, ini mapel terakhir buat hari ini, semangat Candy!” batin Candy yang berusaha menyemangati dirinya sendiri. Sejujurnya, ia sudah sangat mengantuk sekarang. Jam disiang hari, ditambah ruangan ber ac ini seolah mendukung rasa ngantuk Candy ini.

Candy berusaha menyelesaikan ujiannya itu dengan segera, agar setelah itu, ia bisa bersantai sampai waktu yang ditentukan selesai. Berbeda dengan orang yang ada di seberangnya itu yang memilih tidur terlebih dahulu, baru mengerjakan soal ujiannya.

Candy merapikan kertasnya yang sudah selesai ia kerjakan itu. Ia mencari posisi nyaman lalu menyandarkan kepalanya di lengannya yang sudah ada di atas meja tersebut. Baru beberapa menit ia asik dengan lamunannya, ia tersadar bahwa Bintang sedang memandanginya.

Sudah dua kali untuk hari ini, dan dua-duanya Candy berhasil menangkap basah kelakuan crushnya itu. Mendadak Candy berasa deg-degan, namun dia berusaha untuk tetap terlihat tenang.

Candy kembali duduk tegak, berubah dari posisinya yang sebelumnya. Ia berusaha menoleh kearah Bintang juga, yang secara tak langsung mereka sedang bertatapan saat ini.

“Aku?” tanya Candy ke arah Bintang tanpa suara, dan ternyata dijawab anggukan oleh lelaki tersebut.

“Oke, calm down Candy, kalem-kalem.” batin Candy.

Candy bertanya lagi tanpa suara, “Kenapa kak?” Bintang menggeleng kepalanya pelan, lalu kembali menghadap kesoal yang ada di depannya itu.

“Kok...”

Beberapa saat kemudian Bintang kembali menoleh kearahnya, dan Candy kembali menatap bingung ke arah Bintang.

Ternyata kali ini Bintang memberi kode kepada Candy untuk memanggil orang yang ada di sebelahnya, tentu saja itu Clara, teman sebangkunya. Candy yang paham pun mengangguk, lalu sedikit menyenggol orang yang ada di sampingnya itu.

“Kak, dipanggil Kak bintang.” ucapnya dengan suara yang sangat pelan.

Orang yang dimaksud pun menoleh ke arah Bintang. Benar saja, Bintang ingin menanyakan jawaban ke Clara. Mengetahui hal itu, Clara hanya menatap sinis ke arah Bintang. Namun, pada akhirnya ia tetap menulis sesuatu dikertas kecilnya, mungkin untuk diberikan kepada Bintang.

“Candy, tolong kasih ini ke Bintang dong. Bisa, nggak?” ucap clara yang meminta tolong kepada Candy, tentu saja Candy mengangguk. Ia mengambil kertas tersebut lalu dengan sangat mulus ia berhasil memberikan kertas tersebut kepada Bintang.

Candy melihat Bintang yang segera menulis jawaban yang diberikan Clara itu di lembar jawabannya, setelah selesai ia dan teman teman sekelasnya pun langsung mengumpulkan lembar jawabannya. Sedangkan Candy, memilih untuk menunggu terlebih dahulu karena teman-temannya juga masih asik berdiskusi.

Bintang merapikan barang-barangnya, lalu menoleh lagi ke arah Candy.

“Makasih, ya.” ucap Bintang dengan pelan namun masih bisa terdengar oleh Candy. Candy pun hanya menjawab dengan anggukan dan sebuah acungan jempol, tanda hal tersebut merupakan hal yang biasa.

“Gue duluan.” ucapnya lagi ke arah Candy, sebelum akhirnya ia meninggalkan ruang ujiannya tersebut.