042.
Seperti biasanya, sebelum bel berbunyi, Candy sudah sampai di sekolahnya. Bukan karena ia rajin, tapi karena sedang ujian, mau tidak mau ia harus datang lebih cepat. Berbeda dari hari biasanya, Candy lebih sering datang ke sekolah diwaktu yang mepet dengan bel sekolah.
Saat memasuki ruang ujiannya, Candy sedikit terkejut mendapat Bintang sedang tidur di kursi miliknya.
“Asupan pagi gue indah banget astaga.” ucap Candy dalam batinnya.
Melihat Bintang yang sepertinya benar-benar tertidur, Candy memilh untuk membiarkannya. Ia menaruh tas di samping mejanya lalu duduk di tempat duduk Bintang, karena kebetulan teman-temannya sedang berkumpul disitu dan kursi yang masih kosong adalah kursi yang Bintang duduki selama ujian ini.
Candy dan teman-temannya memilih untuk sekedar ngobrol, membahas sedikit materi yang mungkin saja akan masuk di ujian fisika hari ini.
Sejujurnya Candy benar-benar tidak paham dengan mata pelajaran fisika. Entah lah, menurutnya, pelajaran itu benar-benar hanya menambah beban pikirannya saja. Alhasil, ia hanya diam sambil memperhatikan contoh soal yang sedang dibahas temannya itu, sedangkan yang lain ikut berdiskusi membahas jawaban yang benar atau salah.
kringgg...
Bel tanda ujian akan segera dimulai sudah berbunyi, teman-teman Candy mulai kembali ke tempatnya masing-masing. Ada juga yang keluar ruangan, karna memang ruangan mereka sebenarnya ada di ruang 11.
Candy menoleh ke arah mejanya, disana Bintang masih tertidur di tempat Candy. “Pengawas belum dateng, biarin dulu aja kali ya?” Candy bermonolog sambil memperhatikan Bintang yang masih nyaman dengan posisinya itu.
Namun ternyata itu hanya bertahan beberapa detik, sampai Clara menyadari, kalau Candy belum ada di sampingnya dan malah ada Bintang.
“Heh, bangun! Ngaco banget lo masih pagi udah tidur.” ucapnya sambil memukul punggung Bintang dan Candy hanya bisa tertawa melihat kedua orang tersebut.
Mau tidak mau, akhirnya Bintang terbangun dari tidurnya. Dengan wajahnya yang masih terlihat mengantuk, ia bangun dari tempat duduknya dan menuju ketempat asalnya, begitu pula dengan Candy.
Candy berusaha untuk terlihat biasa saja, sampai saat Bintang melewatinya dan tersenyum dengan wajah ngantuknya itu kepadanya. “Hehe, sorry ya. Tempat lo enak banget buat tidur soalnya.”