044.

Sesuai dengan rencana Candy dan Bintang, mereka benar-benar saling membantu. Bintang sering diam-diam berdiskusi dengan Candy untuk menanyakan jawaban temannya yang posisinya berada di samping Candy. Begitu pula dengan Candy. Mengingat ujian kali ini fisika, Candy pun sebisa mungkin memanfaatkannya untuk menanyakan jawaban temannya yang posisinya berada disamping Bintang.

Rencana mereka berhasil sampai ujian pertama selesai. Bintang mengumpulkanya terlebih dahulu dan Candy menyusul mengumpulkan lembar jawabannya saat ia melihat teman-temannya sudah ramai mengumpulkan juga.

Setelah ujian pertama selesai, mereka semua melanjutkannya dengan beristirahat. Kali ini Candy enggan keluar walau hanya untuk sekedar ke kantin. Otaknya sudah seperti pecah, setelah mengerjakan ujian fisikanya tadi.

Candy memiliih duduk di tempatnya, lalu teman-teman sekelasnya pun menghampirinya. Mereka menghabiskan waktu istirahatnya untuk memakan bekal atau sekedar mengobrol untuk membicarakan berbagai hal.

Saat mereka sedang asik berbincang, tiba-tiba saja Bintang memasuki ruang ujiannya dan datang menghampiri Candy. Sudah bisa ditebak, bagaimana reaksi jantung Candy saat melihat kehadiran crushnya itu.

Bintang datang dengan membawakan satu botol minuman, dan memberikannya kepada Candy. Candy yang menerima perlakuan itu pun hanya menatap Bintang bingung.

“Buat lo, tadi gue ga liat lo di kantin. Kebetulan tadi gue juga beli minuman, yaudah sekalian aja satu lagi buat lo.” Candy hanya menganggukkan kepalanya mendengar penjelasan orang yang ada di depannya itu.

“Btw, tadi kita kece banget nggak sih?” ucap Bintang sambil mengajak Candy untuk ber tos ria, sedangkan Candy tertawa sambil membalas tos tersebut.

“Ya iyalah, gue mah jago kak.”

“Emang tadi tuh ujiannya susah, ya?”

Candy mengangguk dengan cepat, “Bangetttt. Apalagi fisika, kalo ga dibantu kayaknya gue gak tau mau ngisi apa di lembar jawaban gue kak.”

“Hahaha. Bagus, kita kan saling membantu. Eh, tapi gausah ngomong ngomong, rahasia berdua ya ini?”

“Santai aja sama gue kak, semua aman.” Candy mengacungkan jempolnya sebelum Bintang pamit keluar kelas untuk menghampiri temannya lagi.

Saat Bintang sudah tidak terlihat lagi dari pandangannya, Candy masih terdiam lalu memandang minuman yang ia dapat dari Bintang itu, tanpa sadar ia tersenyum tipis. Namun, dengan cepat ia menyadarkan dirinya, karna disitu masih banyak teman-temannya yang ternyata dari tadi memperhatikannya.

“Kok lo bisa deket sama Bintang, Ndy?” celetuk Zea, teman sekelas Candy, sekaligus termasuk murid yang hits di kelas dan juga di sekolahnya. Mereka memang akrab, namun hanya sekedar sebagai teman sekelas saja, bukan untuk menjadi teman yang sangat dekat. Menurut Candy, ia tidak akan cocok jika bersahabat dengan mereka.

Candy menoleh ke arah temannya yang memberikan pertanyaan itu, lalu terkekeh “Oh, kak Bintang?”

“Iya.”

“Ya gitu, biasa aja sih. Soalnya gue sama dia saling ngebantu, kalo dia ada urusan sama kak Clara gue yang bantu panggilin. Gitu-gitu deh.”

“Oh, gitu.”

“Kenapa emangnya?”

“Gapapa, kan dia yang biasanya jadi omongan kelas kita dulu.”

“Oh, jadi cowo ipa empat yang dulu sering dibahas anak-anak kelas kita itu dia?”

“Iya. Lo baru tau, Ndy?”

Candy mengangguk, “Gue pikir orang lain.”

“Ternyata, Bintang banyak dimongin juga ya.” batin Candy