059.
Ujian yang menjadi penutup untuk hari ini adalah seni budaya, sedangkan kelas Bintang ujian biologi. Bisa dibilang menyebalkan karena biologi termasuk mata pelajaran yang berat, sedangkan ini sudah berada di jam terakhir.
Candy mengerjakan ujiannya dengan senyum yang masih berkembang di bibirnya. Ia tidak hentinya tersenyum setelah melihat crush nya memiliki kotak pencil yang ternyata berwarna merah dan bernotif Mickey Mouse. Candy tidak merasa Bintang aneh, hanya saya ia heran, kenapa Bintang ternyata serandom itu.
Sesekali ia mencuri pandang ke sampingnya, melihat Bintang yang sedang mengejakan ujiannya, sambil tersenyum melihat kotak pensil yang ada di depan Bintang itu.
Tak lama setelah itu, Bintang menoleh kearahnya, membuat Candy sedikit terkejut, ia takut jika ketahuan memperhatikan Bintang.
Bintang memiringkan badannya dan melihat ke arah Candy, “Candy, gue pinjem penggaris dong, ada gak?”
Suaranya sangat pelan, namun Candy paham dengan yang dimaksud oleh Bintang. iapun membuka kotak pensilnya mencari penggaris 15cm yang selalu ada di tempat tersebut. Setelah itu, ia langsung memberikannya kepada orang yang ada diserong kanannya itu.
“Gue pinjem dulu, ya?” katanya.
Candy mengangguk “Iya, santai aja. Pake aja dulu sampe kelar kak.”
Setelah itu Bintang kembali fokus dengan ujiannya, sedangkan Candy hanya diam sambil melihat sekitarnya karna memang ujian miliknya sudah selesai. Sesekali temannya menanyakan jawaban kepadanya, dan dengan senang hati pun ia membantu menjawabnya. Bukan karna Candy baik membagi-bagikan jawabannya, namun menurutnya, “Selama nanyanya gak kurang ajar, ya gue bantu aja.”
Maksudnya, selama ia menanyakan yang sewajarnya, dan selama Candy bisa membantu ia akan membantu. Toh, saat candy juga sering bertanya dengan teman teman sekitarnya.
Melihat beberapa temannya sudah mulai mengumpulkan lembar jawaban ujiannya, Candy juga memutuskan untuk mengumpulkannya. Ia merapikan barang-barangnya, ia melihat kearah Bintang yang masih mengerjakan ujiannya, dan masing menggunakan penggarisnya. Tidak berniat memintanya, ia pun membiarkan Bintang meminjamnya sampai ujiannya selesai, lalu keluar dari ruang ujiannya itu.
Candy masih berada di depan ruang ujiannya karna masih menunggu Vanya sahabatnya, yang sepertinya belum selesai, atau mungkin sedang membantu yang lain. Namun tak lama setelah itu, justru Bintang yang keluar dari ruangan itu.
“GANTENG BANGET!!!” teriak Candy dalam batinnya saat melihat Bintang keluar dari ruang ujiannya mengenakan jaket jeans yang sering Bintang pakai itu.
Bintang mengampiri Candy, lalu terdiam sebentar di depan Candy. “Oh iya, bentar ya.” katanya sambil mengambil sesuatu di tasnya.
Sedetik kemudian, Candy tidak bisa menahan tawanya saat melihat Bintang dengan pedenya mengeluarkan kotak pensil Mickey Mouse yang sudah membuatnya tersenyum sejak pagi.
“Kenapa ketawa?”
“Ya itu, kok bisa sih lo punya kotak pensil gitu kak?”
“Ya emangnya kenapa? keren gini loh kotak pensil gue. Cocok sama gue yang ganteng gini?” Bintang semakin memamerkan barang ada ditangannya itu.
“Pede banget lo kak.”
“Apanya? Yang kotak pensil gue keren atau yang gue ganteng?” tanyanya semakin kepedean. Candy hanya terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. Tak lama setelah itu, Bintang memberikan penggaris yang sebelumnya ia pinjam ke Candy itu.
“Nih, makasih ya Candy.”
Candy menerima penggaris itu dan mengangguk pelan “Dibilangin santai aja kak. Ini penggaris emang ada di kotak pensil gue terus kok, kalau mau pinjem bilang aja.”
Bintang mengangguk dengan mantap, “Iya, sip.”
”-oh iya, lo pulang sama siapa?”
“Dijemput kak. Tapi ini lagi nunggu Vanya, biar keluar bareng.”
Bintang yang paham pun hanya ber oh ria “Kalo gitu gue duluan ya, nanti hati-hati pulangnya.”
“Iya, lo juga kak, hati-hati.” Mereka sempat ber tos ria sebelum akhirnya Bintang meninggalkan Candy untuk keluar sekolahnya itu.