062.

Jam setengah tujuh pagi ini, Candy sudah berada di sekolah. Namun, berbeda dari biasanya, kali ini Candy tidak terlihat cerah dan tidak bersemangat.

Vanya baru saja sampai di sekolah. Setelah menaruh tas di tempat duduknya, ia langsung menghampiri Candy. Sadar ada yang aneh dengan Candy, ia pun terbingung.

“Ini anak kenapa ya? Perasaan biasanya happy-happy aja.” ucap Vanya dalam batinnya sebelum akhirnya ia duduk di depan Candy.

“Heh, muka lo kenapa ditekuk kayak gitu?”

Bukannya menjawab, Candy malah semakin menunjukkan wajah sedihnya, lalu menghela nafasnya panjang.

“Belum sarapan? Tadi kepleset di jalan? Atau kenapa?” Candy menggeleng.

“Ini hari terakhir, Nya.”

“Terus?”

“Nanti gak ketemu Bintang lagi.”

“Anjing.”

”-gue pikir lo kenapa Ndy, astaga gue udah panik.” tak berniat menjawab Candy menyenderkan kepalanya ke meja dengan tumpuan tangannya.

“Udah gausah sedih gitu, nanti kan pasti ketemu lagi.”

“Tapi kan ga sesering seminggu ini, huhu.”

“Bucin banget lo Ndy, asli.”

“Yaudah, lo bucin juga biar ngerasain nya.”

“Gak. Dari pada sedih, mending pulang sekolah kita ngemall bareng.”

“Pulang dulu atau nggak?”

“Pulang dulu aja, ganti baju, dandan yang cakep!” Candy mengangguk

Tak lama setelah itu Bintang terlihat baru saja sampai dan memasuki ruang ujiannya, biasanya saat sampai ia melihat Candy yang tersenyum ke arahnya sambil mereka saling sapa satu sama lain. Namun kali ini Bintang merenyit heran melihat Candy yang terlihat tidak bersemangat.

“Dia kenapa?”