✧.* 068.
“Ah elah, gue nggak mau. Tadi gue sengaja bilang lima bulan, biar lo nggak bisa. kok malah diiyain. Ck.” Shenna mengomel saat Jidan baru saja memasuki apartemennya lagi.
Setelah mendapat pesan, Jidan memang langsung bergegas menuju apartemen Shenna lagi, dan membawa satu lembar kertas beserta pulpen berwarna hitam.
“Ngeremehin gua sih, lo. Lima bulan masih bisa lah gua, paling bangkrut dikit.” ucap Jidan saat sampai di ruang tengah milik Shenna.
Shenna menghela nafasnya, Jidan benar-benar tidak sesuai dengan pikirannya. Kenapa ada saja hal random yang Jidan bawa kepadanya. Ia melirik ke arah kertas yang dibawa Jidan, “Ngapain bawa-bawa kertas segala?”
“Oh ini, buat bikin kesepakatan sama lo lah. Sini duduk.” ucap Jidan sambil menepuk bagian sofa yang kosong, yang ada di sampingnya.
“Kalau lo lupa, ini apart gue.”
Jidan terkekeh melihat wajah sinis Shenna yang saat ini duduk di sampingnya itu, ia mulai menuliskan beberapa kata di kertas yang ia bawa. Shenna yang melihat tulisan Jidan pun semakin kesal.
“Bayarin makan gue juga dong.”
“Jangan gila lo. Gua bukan suami lo ya.”
Shenna sedikit terkekeh, Ia juga ikut menuliskan beberapa poin di dalam kertas itu. “Jangan bawa-bawa hubungan ini di luar konteks keluarga lo.”
“Gamau gamau, suka-suka gua.”
“Ck.”
“Udah, lo mau apa lagi?”
Shenna berpikir sebentar, sebenarnya Ia pun tidak tau harus meminta apa lagi. Shenna juga tidak tahu, apakah hal yang akan dia lakukan untuk lima bulan kedepan itu akan menguntungkan untuknya, atau justru sebaliknya.
Ia menggeleng kan kepalanya, “Untuk sekarang, belom ada.”
Jidan mengangguk, “Bagus, gua juga udah bangkrut sih.”
Setelah selesai Jidan memberikan sebuah tanda tangan di bagian bawah kiri dari kertas tersebut, lalu memberikannya kepada Shenna dan memintanya untuk menandatangani di bagian yang masih kosong.
“Udah.”
“Pinjem hp lo dong.”
“Buat apa lagi?”
Jidan tidak menjawab, Ia malah langsung mengambil hp Shenna yang ada di meja, “Passwordnya apa?”
“Buat apa, sih, Jidan?”
“Gak buat yang aneh-aneh kok, cepet passwordnya apa?”
“0366”
“empat digit doang?” tanya Jidan dengan jarinya langsung menekan tombol angka sesuai dengan yang diucapkan oleh Shenna.
“Hm.”
“Oh, bisa.”
Setelah berhasil membuka hp milik Shenna, ia segera menuju aplikasi kamera, mengambil sebuah foto selfie, hal tersebut membuat Shenna langsung menatap aneh ke arah Jidan.
“Narsis, ngapain sih lo?”
Jidan tidak menjawab, ia sedang asik berkelana di dalam hp Shenna. Setelah selesai dengan urusannya, ia langsung mengembalikan hp tersebut kepada pemiliknya.
Shenna mengambil hpnya, ia membulatkan matanya saat melihat dengan seksama ada wajah Jidan terlihat jelas di layar lockscreen hpnya.
“Lo apain hp gue!”
“Biar kayak pacaran beneran, hp gue juga lockscreennya foto lo kok.” jawab Jidan sambil menunjukkan layar hp nya, disana juga terlihat jelas foto Shenna yang menggunakan jaket hitam, mungkin itu saat Shenna sedang memakai jaket milik Jidan.
“Heh! Itu foto dari mana? Kok gue gak tau. Sumpah, Ji. Lo serem banget. Hapus gak!”
“Gak mau. Udah gua mau balik. Bye, pacar.”
“Jidan! Lo beneran ga waras!”