✧.* 102.
Dengan berbalut gaun berwarna hitam, ditambah high heels yang juga berwarna hitam, Shenna melangkahkan kakinya menuju lobby yang ada di apartemennya. Gaunnya memang terlihat sederhana, namun justru memberikan kesan elegan saat dikenakan oleh Shenna.
Di depan lobby, sudah terlihat Jidan yang menggunakan jas lengkap dengan arloji berwarna silver di tangannya, sedang menyandarkan tubuhnya di mobil Bmw x6 berwarna hitam itu.
Shenna sedikit terkekeh sambil menggelengkan kepala, melihat Jidan yang memamerkan wajah tampannya itu, ya sebenarnya memang tampan sih.
“Halo, Ibu negara.” sapa Jidan sambil membukakan pintu mobilnya dan mempersilahkan Shenna untuk masuk.
“Gak usah sok keren gitu deh.” ucap Shenna saat memasuki mobil milik Jidan, dan akhirnya disusul oleh Jidan yang juga memasuki mobil tersebut.
“Kalau lo belum tau, gua emang keren.” itu yang terakhir dikatakan Jidan sebelum akhirnya menancapkan gas mobilnya menuju tempat yang akan mereka datangi.
Di salah satu Hotel bintang lima, yang saat ini dijadikan tempat acara papi dari Jidan bersama koleganya sudah terlihat sangat ramai. Saat sampai di tempat tersebut Jidan dan Shenna berjalan beriringan dengan tangan Shenna berada di salah satu lengan milik si tampan itu.
Di tempat itu, Jidan banyak ikut berbincang dengan kolega dari papinya, walau sejujurnya Jidan tidak begitu paham mengenai pembahasan yang mereka bahas. Sedangkan Shenna sedang berada di salah satu meja yang ada disana, menikmati minuman dan beberapa makanan yang sudah disediakan.
Pandangan papi Jidan tiba-tiba saja teralih saat melihat seorang gadis dengan menggunakan gaun putih yang mengekspos bagian punggungnya itu sedang menghampiri Shenna.
“Loh, Jidan, mereka saling kenal?” pertanyaan dari papinya tersebut membuat Jidan mengikuti arah pandang papinya. Disana Ia melihat seorang gadis sedang berbincang dengan Shenna.
Jidan menggelengkan kepalanya, “Gak tau, pi. Emang kenapa?”
“kalau Ellie, kamu tau?”
Kali ini Jidan mengangguk, “Tau.”
“Tadinya papi mau jodohin kamu sama dia, Jidan?”
“Hah! Ellie?” Jidan sedikit terkejut sedangkan papinya hanya menganggukkan kepalanya tanda orang yang dimaksud itu adalah benar.
Di sisi lain, Shenna yang sibuk dengan kegiatannya sedikit terkejut saat seseorang menghampiri, dan menyapanya.
“Halo, lo Shenna kan?”
Shenna tersenyum kikuk lalu berdiri menghadap orang yang menyapanya itu. “Iya, Lo?”
Gadis tersebut tersenyum tipis, Ia memberikan tangan kanannya kepada Shenna sebagai tanda perkenalan untuk mereka. “Gue Ellie. Anak Galenta juga, lo gak tau gue ya?”
Shenna menerima jabatan tangan tersebut dan menggelengkan kepalanya, “Kebetulannya, gue gak hafal semua anak Galenta.”
Ellie terkekeh, “Bener juga. Oh iya, kalau boleh tau, lo beneran pacarnya Jidan?”
Shenna sedikit terkejut dengan pertanyaan mendadak itu, menurut Shenna gadis di depannya ini sedikit aneh. Kan mereka baru saja berkenalan dan malah langsung menanyai hubungannya dengan Jidan.
“Kenapa tiba-tiba nanya gitu?”
Ellie menggeleng, “Gapapa sih. Kalau boleh jujur, tadinya bokap Jidan mau jodohin gue sama Jidan, tapi katanya Jidan punya pacar dan-”
“Halo, lo Ellie kan?”
Belum selesai Ellie menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba Jidan datang menghampiri dua gadis yang sedang berbincang itu.
Senyum Ellie langsung terlihat saat melihat sosok Jidan menghampirinya, “Eh iya, halo Jidan.”
Jidan tersenyum tipis, Ia mengajak Ellie berjabat tangan sebagai tanda pertemuan pertama mereka sebagai dua orang yang saling kenal. “Tadi bokap gue yang kasih tau gue, kalo ada lo disini.”
Setelah itu mereka berdua terlihat asyik berbincang, mulai dari membahas tentang kedua orang tua mereka, sampai membahas bagaimana masing-masing dari mereka di Galenta.
Shenna sedikit cemberut, menyadari dirinya seperti tidak diacuhkan keberadaannya. Pandangannya memutar, melihat sekeliling dari aula hotel yang digunakan sebagai tempat acara tersebut.
Ellie sepertinya sadar dengan sikap Shenna, ia sedikit tersenyum kesenangan karena merasa Jidan lebih asik berbincang dengannya. “Oh iya, lo tadi dateng bareng Shenna, ya? Kalian pacaran?”
Pertanyaan tersebut membuat Shenna dan Jidan saling bertatapan satu sama lain, Shenna memilih untuk diam karena menurutnya ia tidak memiliki hak untuk pertanyaan tersebut, lagi-lagi ia memilih untuk memandang ke arah lain.
Shenna lagi-lagi terkejut saat saat tiba-tiba saja Jidan merangkul pinggangnya dengan lembut, membuat kedua tubuh mereka saling menempel satu sama lain. Ia menoleh ke arah Jidan yang sedang tersenyum.
“Iya, Ellie. Dia pacar gue.”