170.
Setelah menemani Bintang dari siang sampai sore sekarang ini. Akhirnya Bintang dan teman-temannya selesai melakukan latihan terakhirnya, mereka briefing sebentar, sebelum akhirnya berpisah satu sama lain. Raskal dan Alfi pulang dengan kendaraannya masing-masing, sedangkan Mafendra bersama Clara untuk mengantar gadis itu pulang terlebih dahulu.
Candy masih ada di gedung itu, menemani Bintang mengurus administrasi sebelum akhirnya mereka juga meninggalkan gedung tersebut.
“Laper?”
“Banget!”
Bintang tersenyum, lalu menggandeng gadis di sampingnya itu menuju ke parkiran.
“Kalo laper dari tadi, kenapa gak bilang?”
“Gak mau ganggu lah.”
“Mau makan apa?”
“Pengen sate. Tapi masih sore gini, udah ada gak ya yang jualan sate?”
“Ada, kita cari dulu makanya, yuk.”
Setelah beberapa belas menit mencari sate yang sedari tadi diinginkan oleh Candy, akhirnya mereka berdua menemukan salah satu penjual sate yang sudah buka di pinggir jalan dekat rumah Candy.
Seperti biasanya, Candy memilih untuk makan di mobil, kali ini alasannya agar Bintang bisa menemaninya sambil membuka ipadnya untuk belajar. Dan benar saja, selama di mobil, Bintang langsung membuka ipadnya dan membuka beberapa materi yang ada disana, dan diselingi oleh Candy yang menyuapinya makanan.
Setelah selesai, Bintang mengembalikan piring yang ia bawa ke mobil tadi kepenjualnya, lalu kembali melanjutkan perjalanannya untuk mengantarkan Candy ke rumah.
Entah mengapa, Candy merasa ada yang aneh dari Bintang sejak di mobil tadi, biasanya Bintang memang tidak banyak bicara. Tapi untuk kali ini, Bintang lebih sedikit bicara dari biasanya.
“Kak?”
“Hm?”
“Kok diem aja, kak Bintang kenapa?”
Bintang menggelengkan kepalanya pelan, “Engga, emang aku kenapa?”
“Gapapa, aneh aja. Yaudah, aku turun ya. Makasih udah mau nganter aku, kak.”
Candy melepas sabuk pengamannya, lalu membuka pintu mobilnya. Namun belum sempat ia keluar, Bintang menahannya.
“Tunggu. diem dulu.”
Justru Bintang yang keluar dari mobilnya, lalu membuka bagasi belakang dari mobilnya tersebut. Candy hanya diam di tempatnya, ia melihat Bintang mengambil satu kotak yang lumayan besar, lalu kembali masuk ke mobil di kursi pengemudinya itu.
Candy yang tak tau apa yang diambil oleh Bintang pun hanya menatap bingung ke arah Bintang.
“Itu apa?”
Bukannya menjawab, Bintang justru memberikan kotak tersebut kepada Candy.
“Buat aku?”
Bintang mengangguk,
“Aku buka sekarang nih?”
“Eh, jangan.”
“Buka di dalem aja.”
“Oh? Okay.”
“Kalo gitu, aku masuk dulu, ya?”
“Iya”
“Aku gak tau ini apa, tapi makasih ya, kak. Hati-hati di jalan, kalau udah sampe, kabarin aku.”
“Hm.”