184.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu itu, membuat penghuni yang sedang berada di ruang kelas tersebut menoleh ke arah sumber suara. Ternyata ada Bintang disana, dengan menampilkan senyumnya. Tadinya, Candy berniat untuk berdiri dan menghampiri Bintang, namun ternyata Bintang lebih dulu masuk.
Ia membawa dua plastik, yang bisa ditebak isinya adalah boba yang tadi Bintang bilang ingin ia belikan untuk Candy.
“Kok banyak banget?”
Bintang mengambil satu rasa taro yang dipesan oleh Candy, dan memberikan empat lainnya kepada teman sekelompok Candy yang berada disana.
“Ini buat kamu, ini buat kalian ya. Sorry gue gak tau kalian suka rasa apa, jadi gue beliin coklat aja, biar sama semua.”
Mereka yang ada disana mengambil bobanya masing-masing, tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Bintang karena sudah repot-repot membawakan mereka minuman, termasuk Vanya. Bisa dilihat Vanya langsung senyum-senyum ke arah Candy, sedangkan Candy terlihat sedikit canggung.
Candy berdiri dan mengajak Bintang keluar dari ruang kelasnya,
“Kok gak bilang kalo beli banyak?”
“Ya kan kamu bareng mereka, masa aku cuma beliin kamu. Gak enak sama yang lainlah.”
“Iya juga, sih. Yaudah nanti uangnya aku ganti, ya.”
Bintang mencubit pipi Candy pelan,
“Gak usah cantik, lebay deh ih. Mending gantinya yang lain.”
“Apa?”
“Peluk.” ucap Bintang sambil merentangkan tangannya dan mendekat kearah Candy. Namun, dengan cepat Candy mencubit pelan perut Bintang.
“Ngaco! ini masih di sekolah ya. Jangan aneh-aneh deh, kak.”
“Berarti kalo gak di sekolah mau?”
“Kak!”
Bintang langsung tertawa melihat reaksi gadis di depannya yang terlihat malu-malu itu. Ia mengelus pelan kepala Candy.
“Yaudah, aku turun ya? Ditungguin Raskal di depan.”
“Balik, kan?”
“Engga, kan nunggu kamu.”
“Gak usah dibilang ih! Aku masih lama.”
Bintang malah pergi meninggalkan Candy yang masih mengomel, “Kalau udah selesai, kabarin aku, ya? Bye, sayang.”
“Kak Bintang!” teriak Candy.
Terdengar suara tawa Bintang, sebelum akhirnya ia meninggalkan gedung sekolahnya lagi.