189.

Bintang, Candy, Clara, Mafendra, Alfi, dan juga Raskal, saat ini sudah berada di salah satu tempat makan All you can eat yang ada di daerah mereka.

Sudah dua puluh menit sejak mereka memulai acara makan-makan mereka. Ternyata diantara mereka tidak ada yang canggung satu sama lain, termasuk Candy. Padahal, Candy bisa dibilang adik kelas mereka sekaligus satu tahun lebih muda dari mereka yang ada disini. Namun, dengan pandai Candy menyesuaikan diri dengan teman-teman Bintang.

Mereka tidak malu, bahkan untuk terlihat makan banyak satu sama lain. Kata mereka, yang namanya all you can eat, harus dimanfaatin sampai kekenyangan.

Candy pun fokus pada makannya. Ia tidak banyak memanggang daging yang ada disana, karena Bintang sudah lebih dulu menguasai peralatannya. Sehingga Bintang fokus memanggang dan memasak makanan yang ada disana, sedangkan Candy fokus makan sambil menyuapi kekasih yang ada di sampingnya itu.

Berbeda dengan di sisi seberangnya, justru Clara kewalahan menghadapi ketiga temannya itu. Clara yang lebih banyak memanggang sedangkan Raskal, Alfi dan Mafendra malah asik memakannya.

“Duh! Lo bertiga nih ya. Makan doang taunya, ini gue baru makan dikit langsung abis, huh!” keluh Clara, namun ia tak memberhentikan kegiatannya.

Mereka yang ada disana hanya tertawa satu sama lain, sedangkan Raskal dan Alfi tak memperdulikan ocehan Clara dan tetap makan.

Clara menghela nafasnya pelan. Mafendra yang saat ini berada di samping Clara pun sadar kalau gadis di sampingnya itu sebenarnya kelelahan. Dengan pelan ia mengambil peralatan yang ada ditangan Clara.

“Sini gue aja, makan dulu, Clar.” ucap Mafendra sambil mengambil alih kegiatan yang tadinya dilakukan oleh Clara.

Clara hanya terdiam menatap Mafendra, mau tak mau ia menurut sehingga sekarang ia bisa makan dengan santai. Di sisi lain, mereka semua saling bertatapan satu sama lain, namun tak ada yang berani berucap.

Candy yang mengerti arti dari tatapan Bintang dan teman-temannya itu pun terkekeh pelan, ia mendekat ke arah Bintang lalu berbisik.

“Kak, mereka lagi deket, ya?”

“Ekhem.” Bintang mengangkat kedua bahunya, lalu beralih mendekat ke Candy.

“Aku gak tau kalo Mafendra. Tapi kalo Clara, kayaknya emang suka.”

Tak ada jawaban lagi dari Candy, karena mereka berdua hanya saling tersenyum satu sama lain, dan kembali fokus pada kegiatannya.

“Ndy, udah hampir sebulan lo sama Bintang, gimana rasanya?”

Benar juga ya. Tanpa disadari, sudah hampir sebulan Candy dan Bintang berpacaran, waktu terasa begitu cepat.

“Gak gimana-gimana sih, kak. Paling aku jadi lebih banyak tau tentang kak Bintang, yang biasanya aku gak tau.”

“Apa tuh?”

“anehnya, hehe.”

“Ndy? Kok gitu ngomongnya?”

Terlihat raut wajah cemberut dari Bintang kepada Candy, namun hal itu justru membuat mereka semua jadi tertawa secara bersamaan.