203.

Kurang lebih sudah lima belas menit Candy menangis di pelukan Bintang, sebelum akhirnya ia mulai berhenti menangis.

Candy melonggarkan pelukannya, menunduk sambil mengusap matanya. Ia rasa wajahnya benar-benar berantakan setelah menangis dari tadi. Ia berusaha menyelesaikan pembahasannya tadi, namun kali ini ia berbicara sambil menunduk, ia tak berani untuk menatap Bintang.

“Intinya sekarang aku udah sama mama, aku ninggalin mereka semua. Sebisa mungkin aku lost contact dari mereka. Walau kadang tetep aja ada cara mereka buat cari aku. Tiap salah satu dari mereka berusaha cari aku, rasanya luka lama nya muncul lagi kak. Dada aku sakit, sesek lagi tiap kali keinget diri aku selama tinggal disana dulu.”

Bintang tak merespon apapun dari kalimat terakhir yang Candy ucapkan, ia mengangkat pelan dagu Candy, menangkup pipi kekasihnya dengan kedua tangannya itu, lalu mengusap sisa air mata yang masih menempel di wajah Candy.

“Candy”

Candy menatap Bintang tanpa menjawab apapun,

“Aku sayang kamu.” kalimat singkat yang diucapkan Bintang sebelum akhirnya ia menarik gadisnya ke dalam pelukannya lagi.

“Aku minta maaf. Maaf, karna aku, kamu jadi harus keluarin luka lama kamu kaya gini. Maaf, gak seharusnya aku minta kamu buat ngelakuin ini.”

Candy menggeleng pelan dan membalas pelukan Bintang dengan erat, “Aku gapapa kak, aku yang punya pilihan buat cerita semua ini ke kak Bintang.”

Bintang tersenyum tipis dan mengusap kepala candy, “Udah, ya? Udahan nangisnya. Aku ikut ngerasain sakit yang kamu rasain, tiap kamu nangis kaya gini, Ndy.”