215.
Bintang sudah berada di depan kelas Candy yaitu 11 IPA 4. Tadinya ia berniat untuk masuk dan memanggil Candy sendiri. Namun, ia mengurungkan niatnya setelah melihat Edwin, teman sekelas Candy yang kebetulan ia kenal.
“Edwin”
“Eh, iya kak?”
“Gak usah panggil kak, santai aja. Kayak sama siapa aja lo. Minta tolong panggil Candy dong, gue tadi udah imess, tapi dia belum keluar.”
Edwin, orang yang dimaksud oleh Bintang pun mengangguk, ia masuk ke dalam kelas, dan..
“CANDY DI CARIIN KAK BINTANG TUH DILUAR.”
Ia malah berteriak memanggil Candy membuat kelas seketika menjadi gaduh. Tak habis-habisnya menggoda Candy, karena ia dijemput pacarnya langsung ke kelasnya. Sedangkan candy sendiri berusaha menutupi rasa malunya, karena panggilan dari Edwin itu.
Candy langsung bergegas keluar kelas dan menemui Bintang,
“Kak bintang, ih! Itu Edwinnya malah teriak-teriak.” ucap Candy dengan sedikit cemberut, karena masih malu dengan kejadian di kelas tadi, sedangkan Bintang hanya terkekeh.
“Ndy, mau makan apa?” tanya Bintang setelah sampai di kantin. Ia menyuruh Candy untuk duduk saja, biar dia yang memesan makanannya.
“Indomie.”
“Gak.”
“Ih! Tadi nanyain mau apa. Aku mau indomie, pake telur ya kak.”
“Kamu kan belum makan dari pagi.”
“Ih, tapi mau Indomie.”
Bintang menghela nafasnya pelan, “Yaudah, nanti pulang sekolah kita makan siang bareng, ya? Harus makan nasi.”
“Ay ay captain!” balas Candy sebelum akhirnya Bintang pergi untuk memesan makanan yang ia sebutkan tadi.
“Susah ya kalo orang lagi kasmaran, di kantin sekolah aja masih sempet-sempetnya bucin.”
Clara datang dengan menggeleng-gelengkan kepalanya, setelah melihat langsung percakapan Bintang dan Candy. Ia pun menghampiri Candy dan duduk di sampingnya.
“Eh, hai, kak.”
Sesuai permintaan Bintang, Clara datang ke kantin hanya sekedar untuk menemani Candy. Clara paham situasi Candy, pasti malu jika harus sendirian menghampiri Bintang di kantin apalagi banyak teman-teman Bintang juga yang masih nongkrong di kantin tersebut.