239.
“Jadi, sekarang udah mulai persiapan buat uprak?”
Bintang mengangguk, “Iya, hampir semua mapel ada upraknya, Ndy. Pusing.”
Candy mengambil tangan kiri Bintang, lalu menggenggamnya. sekarang Candy sudah tidak malu-malu lagi jika ingin menggenggam tangan Bintang atau bahkan meminta sebuah pelukan ke Bintang.
“Semangat, ya! Nanti aku temenin terus pokoknya.”
”-kalau yang nanti sore mau latihan di lapangan ini uprak mapel apa?”
“Seni budaya, pentas seni gitu kayaknya, trus endingnya bakal flashmob bareng-bareng.”
Candy yang mendengar itu langsung excited, “Ih, keren dong! Pasti nanti seru.”
“Iya, kalau udah tampil, tapi persiapannya lumayan repot.”
“Gapapa, kan persiapannya sama temen-temen sekelas.”
Selama di perjalanan kali ini lebih banyak Candy yang bercerita tentang banyak hal. Candy tau Bintang sedang sedikit lelah karena tugas yang banyak belum lagi sebentar lagi Bintang akan ada ujian praktik.
Candy tak henti-hentinya mengucapkan hal-hal menyenangkan untuk menyemangati kekasihnya itu.
Sesampai di rumah Candy, Bintang segera keluar dan membukakan pintu mobil bagian kiri tempat dimana Candy berada.
“Nanti mandi dulu, terus makan, kalau sempet istirahat sebentar, ya, kak.”
“Ndy.”
“Hm?”
Bintang tidak menjawab, ia hanya terdiam sambil menatap Candy dalam. Sepertinya Candy paham apa yang dibutuhkan oleh Bintang saat ini, ia segera merentangkan tangannya tanda memperbolehkan Bintang untuk memeluknya.
Senyum Bintang langsung mengembang saat itu juga. Dengan cepat dia mendekat ke arah Candy dan memeluk gadisnya tersebut.
Candy membalas pelukannya tak lupa juga menepuk-nepuk pelan punggung Bintang untuk memberikan ketenangan.
“Capek banget, ya?”
Bintang mengangguk,
“Nanti pasti sibuk banget, kan? Kalau butuh peluk bilang aku, ya. Nanti aku kasih peluk yang lamaaaaa banget.”