✧.* 300 New Year's eve.


Hari ini, hari terakhir sekaligus hari yang akan menjadi penutupan untuk tahun ini. Seperti yang sudah direncanakan oleh Axelino sebelumnya, ia mengadakan acara di rumahnya. Sebenarnya bukan acara penting yang harus didatangi, hanya acara kecil untuknya dan teman-temannya, untuk berkumpul sekaligus merayakan malam tahun baru secara bersama-sama.

Rumah tiga lantai, dengan dekorasi yang lebih banyak terdapat kaca di setiap bagiannya, dengan rooftop pada bagian lantai paling atas. Luas rumah milik keluarga ini memang tak seluas kediaman milik Jidan, hanya saja desain dari rumah ini memiliki ciri khusus membuatnya terlihat megah dan mewah.

Dibagian rooftop yang luas ini, terdapat bagian yang tertutup atap, namun separuh bagiannya dibiarkan terbuka, sehingga saat di siang hari, teriknya matahari dapat sangat terasa.

Kembali ke kegiatan hari ini. Sudah banyak yang datang ke rumah milik kekasih Jidan ini. Jidan sendiri pun sudah datang sejak pagi. Ya, memang dia kelewat rajin. Alasannya sih, ingin membantu Shenna menyiapkan persiapan kegiatan mereka malam ini. Namun semua itu hanya bohong Jidan saja. Sejak pagi, Jidan lebih banyak bermain ps bersama Axelino.

Ah iya, ngomong-ngomong soal Axelino. Hari ini Axel pertama kalinya membawa perempuan, alias kekasih Axelino yang baru saja resmi beberapa waktu yang lalu. Sempat terjadi kehebohan di rumahnya, pasalnya, Axel tidak pernah membicarakan mengenai relationshipnya selama perkuliahan ini. Tentu saja, begitu Axel mengenalkan pacarnya ke kedua orang tuanya, membuat papa mama Shenna sedikit terkejut, termasuk Shenna dan juga jidan yang ada di tempat itu.

Bellissa namanya, satu jurusan dan juga satu angkatan yang sama dengan Axelino. Ternyata, keduanya memang sudah dekat sejak lama. Namun, baru saat ini Axel berani mengajak Bellissa ke tahap yang lebih serius.

Kata Shenna sih, Bellissa itu cantik, dari wajahnya terlihat sangat kalem. Walaupun Shenna tidak tau aslinya bagaimana saat bersama Axel.

Teman-teman Axelino, Ricko, Jarren, dan Zaky baru saja sampai di tempat tersebut. Termasuk Marvel, Jovan, Jarvis, dan juga Razan. Mereka mulai sibuk dengan kegiatannya, membantu menyiapkan makanan dan juga dekorasi untuk di rooftop tersebut.

Ada Kysha juga yang sudah datang bersama dengan Jovan. Dua orang yang akhir-akhir ini terus terlihat bersama, namun setiap kali ditanya tentang hubungan keduanya, Jovan selalu menjawab “Sabar dong, bro. Santai, pelan-pelan aja dulu.”

“Jan, Jiel kemana? Kok belum keliatan?” tanya Shenna saat menghampiri Razan yang sedang duduk di salah sofa yang ada di tempat tersebut.

“Tadi ngabarin di grup, katanya masih di jalan.”

“Oalah, gue belum sempat cek hp, jadi ga tau.”

“Paling bentar lagi juga sampe kok, Shen.”

“Iya, sip. Gue ga sabar, dia bawa pacarnya nggak ya? Penasaran siapa pacarnya Jiel.”

“Lah? Lo nggak tau, Shen?”

Shenna langsung menatap bingung ke arah Razan, lalu menggeleng. “Engga, gue nanya Kysha, tapi katanya nanti juga tau sendiri.”

“Gue pikir lo udah tau.”

“Bentar. Jangan bilang, lo udah tau, Jan?”

Razan mengangguk dengan santai, membuat Shenna langsung melotot ke arah sahabatnya ini. “Kok! Kok cuma gue yang gak tau apa-apa sih. Curang banget.”

“Gue juga baru tau kemarin, sih. Lagi pergi bareng Jiel, terus pas dia ketemu si cewe, mereka kayak orang pacaran, eh ternyata bener pacarnya.”

“Siapa? Ish, kenapa gak ada yang cerita ke gue.”

“Tuh orangnya.” jawab Razan sambil menunjuk ke arah pintu dari tempat tersebut.

Disana, terlihat yang katanya sepasang kekasih sedang berjalan bersama, yang baru saja datang untuk mengikuti acara mereka hari ini. Tentu saja melihat dua orang tersebut membuat Shenna membeku dan juga speechless.

Raziel, dengan perempuan cantik di sampingnya baru saja memasuki kediaman Shenna, menyapa beberapa orang yang berada di dekat pintu tersebut. Lihat lah, siapa yang akan menyangka kalau ternyata gadis yang dimaksud oleh teman temannya itu adalah Ellie. Perempuan yang sempat sangat terobsesi dengan Jidan, namun sekarang justru menjadi kekasih dari salah satu sahabat Shenna ini.

Shenna teringat dulu, waktu Ellie tiba-tiba datang menghampirinya untuk meminta maaf atas kejadian di masa lampau, sekaligus mengajak Shenna berbaikan. Apa salah satu alasannya juga karena Ellie akan menjalin hubungan dengan Raziel?

“Wow, ternyata semesta lucu banget ya ngatur kehidupan kita.” ucap Jidan yang baru saja menghampiri dua orang yang masih sangat fokus memandang ke arah Raziel dan Ellie.

“Sayang? Buset, ngedip yang, ngedip. Itu mata udah mau keluar.” Jidan berusaha menyadarkan Shenna yang terlalu fokus itu.

“Astaga, Ji. Ngagetin aja!”

“Lagian, fokus banget liatin mereka. Kenapa, sih? Cemburu?”

Shenna menoyor pelan kening Jidan, “Ngaco.”

“-ya, kaget lah. Siapa yang nggak kaget liat sahabat punya pacar begitu, mana orangnya di luar dugaan banget. Kapan deketnya sih mereka?”

“Padahal aku sering liat mereka bareng. Kamu aja kali yang ga sadar.” “Ish.”

Sedangkan dua orang yang sedari tadi menjadi bahan perbincangan Shenna pun akhirnya menghampiri Shenna.

“Halo, Shen.”

Ellie menyapa terlebih dahulu, Shenna membalas sapaannya dengan sedikit canggung. Lalu ia mendekat ke arah Raziel, mencubit perutnya, membuat Jiel sedikit mengiris.

“Lo tuh ya! Kok nggak cerita sih punya pacar?”

“Aduh, ampun, Shen. Ya ini makanya mau di kenalin.”

“Ck, sejak kapan kalian deket?”

Mereka memilih untuk duduk, lalu Raziel berusaha menceritakan tentangnya dengan Ellie. Ia memberitahu kalau mereka berdua memang sudah lama kenal satu sama lain, hanya saja kedekatannya belum terlalu lama. Shenna tentu saja menyetujui hubungannya keduanya. Perihal Kysha, toh sudah ada Jovan yang selama ini selalu menemai dan juga menjaga Kysha dengan baik.


Jam sudah menunjukkan pukul 11:45, yang berarti sebentar lagi hari dan tahun akan berganti.

Mereka semua yang ada di tempat itu sudah asik melakukan berbagai kegiatan. Mulai dari yang sekedar BBQ, memainkan beberapa games untuk meramaikan suasana di tempat ini, sampai dengan permainan Truth or Dare yang baru saja selesai.

Mereka mulai menyiapkan kembang api yang dipegang satu persatu dari mereka, yang nantinya, akan mereka nyalakan bergantian di pukul dua belas malam ini.

“Semua udah pegang, kan? Nanti ganti-gantian aja ya nyalainnya, atau kalau mau bareng juga gapapa, sih.” ucap Axel dengan nada yang sedikit tinggi agar didengar oleh teman-temannya. Dan di jawab sautan oleh mereka semua yang ada disana.

Sedangkan disisi lain, ada Jidan yang sedari tadi terdiam dengan senyum yang berkembang sejak tadi. Shenna menoleh ke arah kekasihnya yang saat ini berdiri di sampingnya.

“Kenapa?”

“Hm? Kenapa apanya?”

“Dari tadi senyum-senyum terus, kayak orang gila.”

“Mana ada orang gila yang ganteng gini, sih, Na.”

“Hm.”

“Aku kepikiran aja.”

“Kepikiran apa?”

“Ini tahun baruan kedua kalinya, dan masih ada kamu disamping aku sekarang.”

“Oh, jadi nggak suka ada aku disini?”

“Sotoy deh. Siapa yang bakal sangka kita berdua bisa ngelewatin satu tahun ini bareng-bareng, dan masih bisa bertahan sampai saat ini.”

“Kita direstuin semesta, Ji, hahaha.”

Benar, Jidan sadar akan hal itu. Ternyata semesta masih memberinya izin untuk tetap bersama Shenna, bahkan di pergantian tahun kedua untuknya dan juga Shenna.

Jidan tersenyum, pandangannya terfokus menatap gadis kesayangannya disampingnya ini. Jidan tak akan pernah bosan untuk memuji kecantikan sang kekasih. Cantik, entah dari luar, bahkan dari dalam diri Shenna sekalipun, semua yang ada di dalam Shenna itu cantik.

Ia tak sadar melamun memandangi Shenna, sampai lamunannya buyar karena interupsi karena arahan dari Axel yang mengatakan sebentar lagi akan menunjukkan pukul dua belas.

tepat 10 detik sebelum pergantian jam, hari, dan tahun, mereka semua yang ada disana menghitung secara mundur.

Sepuluh.

Sembilan.

Delapan.

Tujuh.

Enam.

Lima.

Empat.

Tiga.

Dua.

Satu.

Happy New Year!

Terdengar suara kembang api dari mereka yang membuat langit gelap di malam itu menjadi berwarna. Mereka semua terlihat bahagia untuk pergantian tahun kali ini. Banyak doa yang mereka sampaikan masing-masing di dalam hatinya. Berharap di tahun yang baru, mereka akan menemukan sesuatu yang baru, dan tentunya lebih baik lagi dari sebelumnya.

Setelah kembang api yang ada di tangan Jidan dan juga Shenna habis dinyalakan, Jidan lagi-lagi tersenyum, menarik Shenna dan memeluknya dengan sangat erat.

Happy new year, sayang.”

Happy new year.” jawab Shenna yang juga memeluk Jidan dengan erat.

“Na, makasih masih tetap disini sama aku, ya? Thank you for everything you gave to me, for all you did with me. Thank you, for still loving me. I hope, next year, next year again, and next year again. We can still celebrate the new year together. I love you, and I’ll always love you.”

Shenna tersenyum manis di balik pelukan itu. Bukan hanya Jidan yang selalu mengucapkan syukur pada Tuhan. Shenna pun selalu melakukan hal yang sama. Shenna tak tahu apa yang akan terjadi di antara mereka berdua kedepannya, tapi Shenna berdoa semoga mereka berdua masih bisa dan akan terus bersama.