324.

Bintang bergegas menuju ke rumah Candy. Sesampainya ia disana, ia segera meminta izin kepada mamanya Candy untuk menuju ke kamarnya.

Di depan kamar Candy, Bintang terdiam sejenak. Mengambil nafas sekaligus keberanian. Seminggu sudah, ia tidak bertemu dengan gadisnya itu. Ia paham betul, Candy hanya sedang ingin sendiri. Candy hanya sedang berusaha menyembuhkan dirinya, setelah apa yang dia sudah alami saat bertemu papanya itu.

Tok tok tok

“Ndy, ini aku. Aku masuk, ya?”

Bintang mengetuk pintu kamarnya, sekaligus meminta izin untuk masuk kedalam kamar gadisnya. Tak ada jawaban apapun, sehingga Bintang memberanikan dirinya, untuk masuk ke dalam ruangan tersebut.

Kamar bernuansa putih dan pink pastel itu, ia melihat gadisnya sedang tertidur di kamarnya, dengan selimut menutupi dirinya. Entah Candy benar-benar sedang tidur atau tidak, Bintang pun tak tahu.

Bintang duduk di pinggir kasur tersebut, mengusap pelan rambut dari gadis kesayangannya itu dan tersenyum tipis.

Ya Tuhan, rindu sekali ia dengan gadisnya ini.

Mungkin, karena merasakan usapan di kepalanya, Candy langsung menoleh kearah kanannya. Ia sedikit terkejut mendapati Bintang sudah ada di sampingnya. Namun, tak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya.

Candy bangun, dan duduk menghadap ke arah Bintang. Mereka saling bertatapan satu sama lain, seperti sedang mengungkapkan seluruh isi hati, namun hanya terucap didalam hati masing-masing dari mereka.

“Maaf.”

Akhirnya satu kata itu berhasil keluar, bukan Candy yang mengucapkan, melainkan Bintang.

Bintang mengambil satu tangan Candy, mengusapnya pelan sembari menundukkan kepalanya.

“Maafin aku buat hari itu. Maaf, aku gak ada dihari kamu kacau. Maafin aku, harusnya aku bisa bantu kamu buat nenangin kamu saat itu. Maafin aku.” ucap Bintang dengan penuh penyesalan, mengingat bagaimana ia tidak bisa berada di samping Candy pada hari itu.

Bukannya menjawab, Candy dengan segera memajukan badannya dan langsung memeluk Bintang, membiarkan kepalanya ditopang oleh bahu lebar Bintang.

“Kak, kangen.”

Candy memeluk bintang dengan erat, menyalurkan segala rindunya setelah bertemu selama beberapa hari ini. Tidak hanya Bintang, Candy pun rindu sekali dengan kekasihnya itu.

Bintang awalnya sedikit terkejut dengan gerakan dari gadisnya itu. Namun, sedetik kemudian ia langsung menampilkan senyumnya dan membalas pelukan Candy dengan erat.

“Aku juga, kangen banget. Maaf kalau kedengaran lebay, tapi serius aku bener-bener kangen.”

Mendengar ucapan Bintang membuat Candy sedikit terkekeh.

Setelah beberapa menit mereka saling berpelukan tanpa berbicara, Candy melonggarkan pelukannya, begitu pula dengan Bintang. Hanya saja tangan Bintang masih melingkar di pinggang Candy.

“Maaf ya kak, maaf udah bikin kamu khawatir. Maaf hilang tiba-tiba. Maaf, karena aku, kita jadi nggak bisa ketemu seminggu ini.”

Bintang menggeleng, “No. Udah, ya? Aku gapapa. Dan aku sekarang udah tenang liat kamu membaik.”

Bintang mengusap pipi Candy dengan lembut, dan menatap gadisnya dengan dalam.

“Ndy, jangan kaya gini lagi, ya? Buat kamu dan juga aku. Aku disini, Ndy. Aku ada buat kamu. Bilang ke aku setiap kamu butuh aku, dalam keadaan apapun kalau aku tau itu penting buat kamu, aku akan lakuin sebisa aku.”