334.
Setelah menyelesaikan kegiatannya, sekaligus merapikan seluruh properti yang sudah digunakan oleh Bintang dan teman satu kelasnya. Bintang menuju keluar sekolah untuk menghampiri Candy, sekaligus mengajaknya pulang.
Banyak barang-barang yang harus dibawa di bagasi mobilnya, karena memang properti tersebut memang milik Bintang dan dipinjam oleh kelasnya untuk keperluan penampilan mereka.
Candy langsung masuk ke dalam mobil milik Bintang, setelah mengobrol dengan beberapa temannya disana.
“Udah selesai jajannya?”
Candy mengangguk, “Aku cuma beli oreo cheese cake tadi disitu.”
“Kamu laper, gak?” tanya Bintang saat di perjalanan.
“Sebenarnya belum terlalu sih, tapi dari pada nanti keluar lagi buat cari makan, mending sekalian beli aja, kak.”
“Mau apa?”
“Mcd aja, hehehe.”
“Okay, drive thru aja, ya.” ucap Bintang dijawab anggukan oleh Candy.
Bintang dan Candy membeli beberapa makanan untuk mereka, sekaligus untuk orang-orang yang ada di rumah bintang. Kebetulan bunda dan ayahnya sudah pulang dari luar kota. Tak lupa pula Candy membeli es krim kesukaannya disitu.
Sesampainya di rumah Bintang, ia menyuruh Candy untuk membawa makanan yang sebelumnya mereka beli ke dalam rumahnya.
“Nih, kamu duluan aja, ya. Yang buat orang rumah, taruh di meja makan aja, sisanya bawa ke kamar aku.”
“Loh, emang kamu mau kemana?”
“Aku mau naruh properti dulu di gudang.”
“Aku bantu, ya?”
Bintang menggeleng, ia mendorong gadisnya pelan, agar segera masuk ke dalam rumah. “Enggak, udah sana masuk aja duluan.”
Mau tak mau Candy menuruti permintaan Bintang. Di dalam rumah bintang, ia bertemu dengan bundanya. Saling berbincang sebentar sekaligus, melepas rindu karna sudah lama tidak bertemu, sebelumnya akhirnya Candy meminta izin kepada bunda untuk masuk ke kamar Bintang.
Kamar rapi, dan wangi khas Bintang, tidak berubah. Candy masuk ke dalam dengan senyum bahagianya. Ia menaruh makanan di meja yang ada di kamar Bintang, sekaligus merapikan barang lain yang ia bawa sendiri.
Saat sampai di meja belajar Bintang, fokus Candy teralih.
Ia melihat sebuah buku berwarna coklat, bertuliskan Sweet Like Candy.
Candy merenyit bingung, rasa penasarannya membuat ia mendekat ke buku tersebut dan membukanya.
Siapa sangka, ternyata buku tersebut merupakan buku yang berisi semua hal tentang Candy. Candy membuka halaman demi halaman dari buku tersebut. halaman awal terlihat satu foto pertama Candy saat masuk SMA yang pernah Candy posting di akun instagramnya, namun ia sudah menghapusnya.
“Foto ini? Bukannya gue udah lama hapus dari instagram gue?”
Candy melanjutkan ke halaman lain, disana banyak foto selama ia bersama Bintang ditambah dengan notes di setiap halamannya.
Senyum Candy semakin terlihat setelah melihat setiap halaman yang ada di buku itu, ia hanya tidak menyangka Bintang akan membuat hal hal seperti ini.
“Ndy, ngapain? Eh? YAH LUPA BILANG KE BUNDA BUAT SIMPEN BUKUNYA!”
Saat ini Bintang dan Candy sudah duduk dengan posisi saling berhadapan satu sama lain. Candy hanya terkekeh melihat wajah malu Bintang, seperti sedang tertangkap basah karena melakukan sesuatu. Ya, sebenarnya memang benar sih.
“Jadi? Ini apa?”
Candy bertanya sambil menunjukkan buku coklat yang ia temukan tadi.
“Ya, kan, kamu udah liat.”
“Bener juga.”
“Udah, Ndy. Gak usah dibahas. Malu ah.” Bintang merengek untuk menutupi malunya, membuat Candy lagi-lagi tertawa.
Satu kalimat tiba-tiba terlintas di pikirannya, “Kalau waktu itu, kita gak di satu ruang ujian yang sama, kira-kira kita berdua bakal kayak sekarang gak, ya?”
“Pikiran kamu aneh, Ndy.”
“Kok aneh?”
“Yam ngapain mikirin itu. Kan yang penting sekarang kita berdua udah kayak gini. Aku punya kamu, kamu punya aku.”
Mendengar kalimat tersebut membuat pipi candy merona seketika, ia mengalihkan pandangannya ke arah lain. Tentu saja Bintang menyadari hal itu. Ia mendekat kearah Candy, menarik gadisnya ke dalam pelukan sambil mengusap pelan rambut dari gadisnya itu.
“Ndy, aku gak tau apa yang akan terjadi antara kamu, aku, atau bahkan kita kedepannya. Tapi aku minta satu hal, tetep sama aku, ya, ndy? Lewatin semuanya sama aku.”
“Tetep disini, ya? Jangan kepikiran buat pergi. Aku butuh kamu, dan aku maunya kamu.”