✧.* 130.
Tw // relationship issue
Pukul tujuh pagi, matahari sudah menunjukkan dirinya, menyinari bumi yang sudah selesai menikmati malamnya. Beberapa anggota Vegas masih tertidur dengan lelap, bagaimana tidak, mereka semalaman penuh asik dengan kegiatannya masing masing, ada yang karaoke, minum, bermain ini itu, atau sekedar berbincang satu sama lain.
Berbeda dengan Jidan, karena sudah terbiasa terbangun dipagi hari, saat ini ia sudah berada disalah satu balkon yang ada di villa tersebut, sambil menikmati angin pagi yang terasa sedikit menusuk ke tubuh.
“Masih pagi, gak usah galau gitu, Dan.”
Axelino yang saat itu sudah terbangun juga, menghampiri Jidan dan ikut duduk di sampingnya.
“Mikirin apa lo?”
Jidan menggeleng. “Mikirin dunia, yang ternyata lumayan nyusahin.”
Mendengar itu membuat Axel hanya terkekeh, “Setuju sih, bukan lumayan, tapi kadang dunia emang nyusahin banget.”
“Bang, gua boleh nanya sesuatu?”
Pertanyaan itu membuat Axel menaikkan salah satualisnya sambil menatap bingung ke arah Jidan. “Apa? Tanya aja.”
“Sejujurnya, ini bukan gua banget. Gua paling gak suka, mau tau sama urusan orang lain. Tapi, gak tau kenapa, kali ini rasanya diri gua sendiri harus tau tentang ini.”
Axel masih terdiam, menunggu Jidan menyelesaikan kalimatnya. Entah benar atau tidak, Axel dapat melihat wajah serius Jidan seperti sedang menyimpan 1001 pertanyaan di benaknya.
“Lo, Shena, dan Marvel. Itu ada apa sebenarnya?”
“Hah?”
“Gua bosen diem aja selama tau ini. Tapi lo harus tau, secara sengaja atau gak sengaja, gua sering liat kalian. Gua sering liat Shenna berdua sama Marvel, bahkan gua pernah liat satu kejadian dimana lo berantem sama Marvel, dan nyebut nama Shenna. Tadinya gua gak pengen penasaran, cuma ya, makin kesini gua makin kepikiran.”
Axel membenarkan posisinya menjadi menyamping, dan menatap wajah serius Jidan dari samping. “Lo, suka sama adek gue, Dan?”
Awalnya Jidan sedikit terkejut dengan pertanyaan itu, namun dengan sigap ia berusaha menetralisir rasa kagetnya menjadi tenang kembali.
“Iya. Dan pertanyaan gua tadi, jadi satu hal yang bikin gua gak punya keberanian buat maju, Bang. Gua bisa tebak, mungkin aja Shenna sama Marvel emang ada hubungan. Tapi kadang gua gak paham aja sama situasinya, gua pengen tau itu, tapi gua gak tau harus kemana, lo sendiri pasti tau kalau gua gak bisa tanya ini ke Shenna langsung, gua gak ada hak untuk itu.”
“Jadi maksudnya, lo punya hak buat nanya ke gue?”
“Ah iya, bener juga. Kalau gitu, gak usah dijawab, Bang. Anggap aja gua gak nanya apa-apa tadi.”
Axel menatap wajah pasrah Jidan, baru kali ini ia melihat wajah Jidan seperti ini. Jidan yang berbeda dari biasanya, yang biasanya selalu menghampirinya hanya untuk sekedar meminta izin membawa Shenna pergi, yang biasanya selalu mengabarinya hanya untuk memberi tahu kalau ia sudah membawa pulang adik satu-satunya dengan selamat.
Axel terjebak di dua sisi, adiknya meminta untuk tidak membicarakan hal ini kepada siapapun, tapi disatu sisi, Axel rasa Jidan memang harus tau apa yang terjadi.
“Marvel mantannya Shenna.”
Kalimat singkat itu membuat Jidan tersenyum miring, benar dugaannya. Gadis cantik yang sudah lama dekat dengannya, masih tersangkut dengan masa lalunya.
“Waktu itu Shenna kelas 9, sedangkan Marvel udah masuk sma. mereka deket, sampai akhirnya pacaran. Shenna gak pernah cerita ke gue. Setelah gue tau, ternyata udah seminggu pacaran. Disitu gue awalnya gak percaya, karna gue tau marvel itu punya pacar yang satu angkatan sama dia. Ternyata bener. Marvel sama pacarnya udah 3 bulan, dan Shenna jadi orang ketiga di hubungan mereka, tanpa Shenna tau itu.”
deg.
“Disitu gue marah, gue tonjok Marvel abis-abisan. Sialnya, Shenna sama sekali gak marah sama Marvel. Malah gue yang jadi berantem sama Shenna, karna sejujurnya, Shenna gak suka orang yang kasar.”
“Shenna udah maafin marvel, sedangkan gue gak bisa maafin dia sampai sekarang. Makanya gue selalu ngawasin setiap kali gue tau mereka pergi bareng. Walaupun Marvel selalu bilang kalau dia gak akan ngulangin kesalahan yang sama, gue gak bisa.”
Selama memberikan penjelasan panjang, Axel tidak tau, tangan kiri Jidan sedang terkepal dengan kuat, Axel tidak tahu bahwa Jidan sedang menahan emosinya dengan sekuat tenaga.